Rabu, 29 Mei 2013

about me :)

THIS IS LOGO FROM MY UNIVERSITY

MY HOBBY IS TRAVELING :)
(at Bromo mountaint, central java)

(at my university in Indonesia)

Rabu, 22 Mei 2013

KEHIDUPAN PELA GANDONG ANAK MUDA MALUKU DI DESA PASSO (AIR BESAR)



Nyong Ambon Manise (M4635 B-13)

Inilah cerita dari kegiatan sehari-hari pemuda Maluku(AMBON).
Beta Richardo Arnoldy Marwa tinggal di Ambon yang tepatnya di Desa Passo (Air Besar), biasanya tamang-tamang panggel beta ICHAD.

Di Passo itu hidop bergaul paleng indah, tapi sabar dolo ,ada jua yang kalakuang tarbae lai jadi yang kalakuang tarbae tuh lebe bai katong jang iko dong.
Nah, sakarang beta mau kasi kanal kamong samua par beta pung tamang-tamang yang bergaul paleng mantab nih do. 
1. Bojes (Rx-King itam)
2. Felix(mio biru)
3. Ockto (muka itang)
4. DJ (Nyong Ambon)
5. Papa JO & mama OLA
6. Aron (mata)
7.Johan (LELET)



Nah,, itu dong samua tamang bae..dan Dari hubungan baik, ada satu perkumpulan yang katong biking di AMBON yaitu M4635 B-13. 
Grup ini dibuat untuk menjalin hubungan kekeluargaan yang baik dan bukan untuk brutal di kota Ambon.
Beta perkenalkan M4635 B-13 pung ketua yaitu BUNG ROMI(KAPALA)



 Par tamang-tamang tau samua, grup ini jua su paleng terkenal di Ambon karena paleng suka eksis di RRI untuk kirim salam(pulsa banya to). Selain itu, M4635 B-13 juga pernah ikut partisipasi di acara Natal Kristus Ambon. Selain itu, katong anak M4635 B-13 juga ada sebagian yang termasuk dalam anggota PADUAN TROMPET DESA PASSO yaitu Aron, Bojes, Ichad deng DJ .











Memang katong samua anana berpendidikan jadi katong juga seng pernah terpengaruh deng hal-hal aneh yang ada di Kota Ambon. Nah, kaloo mauu tau katong pung brutal jua memang katong brutal tapi seng keterlaluan lah ,hehehe. Misalnya kayak Minong deng Mabo (SOPI) ahh, ituu su biasa par orang Ambon. DJ tuhh kaloo perkara minong aja dia nomor satu (BANDAR ANDALAN), kalo brutal deng Motor yang paleng anjing tuh FELIX(MIO BIRU), dia pung motor tuh class matic sport, hahaha.
Nahh,, su tauu katong toh tamang-tamang, itu sadikit share tentang katong pung hidop di Kota Ambon tepatnya di Desa Passo Air Besar. Dan untuk sepengetahuan tamang-tamang, M4635 B-13 itu kepanjangan dari MARKAS BESAR AIR BESAR.
SALAM HORMAT dari Beta RICHARDO (ICHAD)
TUHAN YESUS BERKATI KATONG SAMUA.


__kalo ada masukan tolong kasi tahu aja--


Minggu, 12 Mei 2013

SEJARAH NUNUSAKU DAN LEGENDA 4 RAJA PERTAMA DARI MALUKU


"MALUKU SATU DARAH''

Nunusaku,adalah pusat kegiatan masyarakt di pulau Seram pada jaman dahulu kala, yang biasa juga disebut Nusa Ina. Penduduk pulau tersebut mulai tersebar ke tempat-tempat lain yang dipimpin oleh empat orang kapitan. Mereka berempat bermusyawarah untuk menyepakati tujuan arah pengembaraannya. Sasaran mereka yaitu akan menghilir sepanjang sungai Tala, sebab sungai ini memiliki banyak kekayaan.

Perbekalan dan persiapan dalam perjalanan disiapkan dengan cepat. Sebagaimana biasa, upacara adatpun dilakukan sebelum perjalanan dimulai, yaitu dengan jalan kaki ke negeri Watui.

Sesampai di negeri Watui, mereka mulai membuat sebuah rakit (gusepa) yang di buat dari batang dan bilah-bilah bambu. Rakit ini dipakai untuk menghilir sungai Tala. Sungai ini terkenal dengan keganasannya, airnya sangat deras dan terdapat banyak batu-batu besar di sepanjang alirannya.

Pelayaran pun dimulai dan sebagai pimpinannya adalah Kapitan Nunusaku, yang merupakan Kapitan besar turunan moyang Patola. Moyang inilah yang menjadi moyang dari mata rumah Wattimena Wael di Mahariki. Harta milik Kapitan Nunusaku dibawanya semua, tidak lupa pula seekor burung nuri atau burung kasturi raja. Selain itu juga dibawanya sebuah pinang putih yang diletakkan dalam tempat sirih pinang.

Di belakang kemudi duduk kapitan yang akan menjadi moyang dari mata rumah Wattimury. Di tengah rakit adalah kapitan yang akan menjadi moyang Nanlohy. Di belakang sebelah kanan duduk kapitan yang akan menjadi moyang Talakua. Untuk menjaga harta milik mereka ditunjuk Kapitan Nanlohy. Di dalam hukum adat, ia bertindak sebagai seorang Dati yang akan menentukan pembagian-pembagian, baik milik pribadi maupun milik bersama. Oleh sebab itu, maka semua harta milik dan pembekalan diletakkan di tengah rakit berdekatan dengan Kapitan Nanlohy.

Rakit melaju karena kekuatan air yang mengalir turun menuju Tala. Namun ketika tiba di tempat yang bernama Batu Pamali, rakit mereka kandas dan hampir terbalik. Kapitan Wattimena Wael terkejut dan berteriak kepada kapitan yang berada di dekatnya. "Talakuang!!" Yang artinya ''tikam tahan gusepa'' Dan kapitan yang mendapat perintah tersebut dinamakan ''Talakua'' yang kemudian menjadi moyang dari mata rumah Talakua di negeri Porto hingga sekarang.

Ketika rakit hampir berbalik, saat itu Kapitan Wattimena tengah membuka tempat sirih pinangnya menjadi terjatuh. Pada saat yang sama burung nurinya pun terbang. Kejadian ini sangat mengecewakan kapitan yang langsung terucap menikrarkan sumpah hingga merupakan pantangan bagi mata rumah Wattimena Wael. Bunyi sumpah tersebut, bahwa turun temurun mata rumah Wattimena Wael dan para menantu tak boleh memelihara burung nuri dan memakan sirih pinang. Kemudian yang berada di sungai tersebut dinamakan Batu Pamali hingga sekarang.

Perjalanan pun dilanjutkan dan akhirnya mereka tiba di Tala. Di tempat itu mereka membuat suatu perjanjian dengan menanam sebuah batu perjanjian, yang kemudian dinamakan Manuhurui, lalu berubah menjadi Huse. Perjanjian yang mereka ikrarkan ialah walaupun mereka nanti bercerai berai, hubungan persaudaraan yang terbina selama ini haruslah dipertahankan.

Selain itu pula, mereka harus saling tolong menolong dalam segala hal, kunjung-mengunjungi satu dengan yang lain. Tempat ini kemudian menjadi suatu batu pertanda tempat kenang-kenangan dari keturunan negeri Mahariki, Amahai, Luhu dan Porto.

Setelah proses perjanjian selesai, Kapitan Wattimena dan Kapitan Wattimury beristirahat tidur. Sementara itu Kapitan Nanlohy dan Kapitan Talakua naik ke atas rakit. Tiba-tiba rakit itu terbawa arus dan hanyut, Kapitan Wattimena dan Kapitan Wattimury yang terbangun dari tidurnya melihat rakit itu hanyut yang semakin ke tengah laut hanya bisa melambaikan tangannya.

Rakit yang membawa Kapitan Nanlohy dan Kapitan Talakua terkatung-katung di Tanjung Hualoi. Mereka hanya bisa membalas lambaian tangan kedua kapitan yang berada di darat. Mereka tak bisa membawa rakitnya menepi. Kapitan Nanlohy meloncat dan berenang melawan arus. Tapi naas, karena letih dan kecapaian akhirnya ia terdampar di tempat yang bernama Nanaluhu, yang berarti ''berenang dan terdampar di hulu'.

Sementara itu, Kapitan Talakua terus hanyut berbawa arus hingga melewati Tanjung Uneputty. Pelayaran yang hanyut itu akhirnya terdampar juga pada suatu teluk di pulau Saparua. Dimana dibangunnya negeri yang diberi nama Porto. Hal itu didengar oleh Kapitan Nanlohy dan ia pun pindah dari Luhu ke Porto untuk hidup bersama dan mengembangkan keturunannya menjadi satu mata rumah yang besar.

Kapitan Wattimena Wael dan Kapitan Wattimury yang tetap tinggal di daerah Manuhurui di kampung Sanuhu, banyak mempunyai sahabat. Antara lain Kapitan kampung tersebut. Kapitan itu kemudian dijadikan pengintai oleh Kapitan Wattimena Wael.

BY RICHARDO ARNOLD MARWA "TOUNUSSA HATALEPU" :)